DESKRIPSI DIRI
A. Pengembangan Kualitas
Pembelajaran
A. 1. Berikan CONTOH NYATA
semua usaha kreatif yang telah atau sedang Saudara lakukan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran; dan jelaskan dampaknya!
1. Usaha Kreatif
Usaha kreatif yang saya
lakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu dengan menerapkan
berbagai metode pembelajaran menarik bagi mahasiswa. Kegiatan di kelas tidak
monoton pada kegitan ceramah dan diskusi saja namun saya juga menggunakan berbagai
metode menarik sehingga mahasiswa senang mempelajari materi perkuliahan yang
saya ampu. Beberapa model pembelajaran yang sudah saya terapkan adalah Think Pair Share (TPS), Jigsaw, Think
Talk Write (TTW), karya wisata, debat, dan Role
Playing. Tidak hanya model pembelajaran, susunan kursi juga menjadi poin
penting yang saya perhatikan. Bentuk kursi yang semua siswa menghadap ke depan
ke arah dosen beberapa kali saya ubah menjadi formasi lingkaran, formasi U, dan
bentuk meja konfrensi. Perubahan bentuk kursi tidaklah menghabiskan waktu yang
lama, kurang dari lima menit, mahasiswa sudah dapat membentuk kursi sesuai
dengan arahan yang saya berikan. Perubahan tatanan kursi juga disesuaikan dengan
model pembelajaran dan kebutuhan dalam menguasai materi tertentu. Usaha
selanjutnya yang saya perbuat adalah pembiasan menggunakan berbagai media
pembelajaran baik elektronik maupun non elektronik. Media elektronik dapat
berupa2. Dampak Perubahan
Model tersebut terbukti berguna bagi mahasiswa karena pada akhirnya semua mahasiswa memahami dengan benar bahwa judul berbeda dengan tema. Tatanan kursi juga menunjukkan perubahan yang baik dari mahaiswa karena dengan penyusunan kursi yang berbeda-beda dapat mengubah kondisi kelas tidak tegang dan monoton. Misalnya saja susunan kursi formasi U yang membuat seluruh wajah mahasiswa terlihat oleh saya sehingga mimik wajah bingung mahasiswa dapat memancing saya untuk bertanya lebih mengenai pemahaman ia terhadap materi. Mahasiswa yang enggan dan takut bertanya dapat saya jangkau lebih mudah dengan formasi duduk tersebut. Hal ini membuat saya dapat memastikan bahwa seluruh mahasiswa paham mengenai materi yang dipersoalkan dan dipecahkan secara bersama-sama. Penggunaan media memberikan dampak pengalaman langsung yang dapat dirasakan mahasiswa. Misalnya saja saat penggunaan media cetak (koran) yang kemudian diperbanyak oleh mahasiswa untuk dibaca dan dianalisis secara cermat. Penggunaan media tersebut memberikan pelajaran bahwa permasalahan bahasa ada disekitar mahasiswa. Penenekanan kata “Mudah” turut memberi kontribusi bagi perkembangan kualitas belajar mahasiswa. Banyaknya materi kuliah dengan kata-kata baru membuat mahasiswa menjadi takut dan berpikir bahwa itu akan sulit dan tidak berkaitan dengan kenyataan. Pelajaran dianggap hanya teori yang harus dihapal. Kata “mudah” yang saya ucapkan berulang-ulang dan penyesuaian materi dengan realita membuat mahasiswa nyaman dan menguasai mata kuliah saya lebih baik dari sebelumnya.
3. Kedisiplinan
Kedisiplinan yang saya
terapkan dalam pembelajaran dapat terlihat secara nyata melalui kontrak
perkuliahan yang telah saya buat 1 minggu sebelum perkuliahan berlangsung. Kontrak
perkuliahan saya bagikan kepada mahasiswa pada saat pertemuan perdana. Kontrak
tersebut dibaca dan dijelaskan kepada mahasiswa terkait kesepakatan tata tertib
perkuliahan, etika, penilaian, dan sanksi pelanggaran. Isi dalam kontrak
perkuliahan diberlakukan bagi saya dan juga mahasiswa. Secara bersama-sama saya
dan mahasiswa menyepakati mengenai ketepatan waktu masuk kuliah dan ketepatan
dalam menyelesaikan tugas. Jika salah satu pihak melanggar kesepakatan tersebut,
maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan kesepakatan yang tertera dalam kontrak
kuliah. Aturan yang tertera dalam kontrak perkuliahan yang telah saya buat
berfungsi untuk pembiasaan bagi mahasiswa dan juga bagi diri saya sendiri
selaku dosen untuk mematuhi isi yang terkandung di dalamnya, baik terkait materi,
penilaian dan etika bertanya maupun memohon izin jika tidak dapat menghadiri
perkuliahan saya. Sikap patuh terhadap kesepakatan kontrak kuliah yang telah
saya tulis membuat kelas yang saya ajarkan lebih tertib dan kondusif.
4. Keteladanan
Keteladanan yang saya tunjukkan
kepada mahasiswa terlihat dari penggunaan bahasa saat saya berkomunikasi baik
di dalam kelas maupun di luar kelas. Saya cenderung menggunakan bahasa yang santun, benar, dan
baik. Penggunaan bahasa yang santun, penting dilakukan ketika saya mengkritik
tuturan mahasiswa dengan teman atau dosen. Kata ganti “aku” yang cenderung diucapkan
mahasiswa diganti menjadi “saya”. Tidak hanya itu, ketika mengkritik tindakan
mahasiswa saya juga selalu menggunakan kalimat yang positif pada awal kalimat
dan kritikan di akhir kalimat. Misalnya saja ketika seorang mahasiswa
mendominasi seluruh jawaban saat diskusi, maka saya akan menyampaikan “Kamu
sudah hebat karena menguasai seluruh jawaban atas pertanyaan teman-temanmu,
namun akan jauh lebih hebat lagi jika kamu dapat bekerja sama dan memberi
kesempatan bagi teman lain untuk menjawab”. Penggunaan bahasa yang benar juga
menjadi perhatian saya. Sebahagian besar mahasiswa saya adalah perantauan yang
berasal dari daerah yang umumnya kesulitan dalam mengadaptasi bahasa Indonesia
dengan benar. Contohnya saja masih ada beberapa mahasiswa yang menyebutkan
“rumah sekolah” yang harusnya “sekolah” dan “suka cabut” yang harusnya
“membolos”. Dengan penggunaan kata-kata yang benar, perlahan-lahan mahasiswa berubah
dan agak hati-hati dalam mengucapkan bahasa Indonesia5. Keterbukaan terhadap Kritik
Kritikan yang diberikan saya hayati dengan baik tanpa berusaha melakukan pembelaan. Jika setelah dicek kembali dan benar saya pernah melakukan hal yang membuat mahasiswa saya kecewa, saya siap untuk mengakui kesalahan dan berubah secara bertahap. Kritikan melalui tatap wajah juga beberapa kali saya terima dari atasan dan juga teman sejawat. Masukan yang diberikan membuat saya menjadi pekerja dan pendidik yang lebih baik.